Jumat, 06 Mei 2016



Tutorial membuat foto disintegrasi:
1. buka lembar kerja adobe photo shop
2. pilih ukuran dokumen yang diinginkan. Saya sarankan tetap memakai bentuk vertikal, dan latar belakangnya putih atau transparan.
3. lalu pilih foto yang akan di edit, dengan menggunakan Quick Selection Tool, klik kanan, pilih refine edge
4. Setelah selesai Refine Edge, klik kanan lagi dan pilih Layer Via Copy lalu tekan ctrl + J untuk menduplikat layer 1 dan menghapus background
5. Buat layer baru dengan cara tekan ctrl + shift + N lalu pindahkan layer baru ke paling bawah hanya untuk memudahkan saja.
6. Klik layer baru dan warnai background dengan warna putih dengan menggunakan paint bucket tool
7. Pindah ke layer 1 dan pilih filter, buka liquify
8. Sampai hasilnya akan seperti ini dan selanjutnya masking, yaitu caranya dengan pilih Add Layer Mask yang berada disebelah kanan dibawah. Masking layer 1 copy dan layer 1.
9. Setelah masking, selanjutnya beri warna putih pada mask layer 1 copy dan warna hitam pada mask layer 1.
10. Tahap terakhir yaitu membuat efek Disintegrasi dengan menggunakan Brush Tool dan bebas menggunakan brush apa saja, tapi kali ini saya akan menggunakan brush jenis Water Spalsh Brush
selesai

Selasa, 15 Maret 2016

Review Whatsapp dan Line

The first time,saya akan mencoba untuk mereview aplikasi chatting di handphone yang saya gunakan. Sebenarnya saya tidak terlalu memperhatikan fitur-fitur pada beberapa aplikasi yang saya miliki dalam handphone saya. Saya bukan tipe orang yang application freak (orang yang hobinya mengumpulkan aplikasi-aplikasi dari yang terlama sampai terbaru). Saya adalah tipe orang yang 'pakai aplikasi apa aja deh, yang penting pesannya sampai, ada signal, ada kuota) haha
But anyway saya tetap akan mereview dua aplikasi dalam handphone saya, yaitu Whatsapp dan Line. Kenapa? karena fitur itu sering saya gunakan untuk berkomunikasi. Sebenarnya saya juga menggunakan BBM, tapi semakin kesini peminat BBM semakin sedikit, karena sebagian orang malas dengan spam-spam dari BBM seperti recent updates nya, broad cast nya, dan belum lagi BBM ini sering lemot. Nah loh kok jadi ngegibahin si BBM ? Okey guys! Back to topic ya?

Sebenarnya Whatsapp dan Line baru saya gunakan akhir-akhir ini, belum ada setahun kok. Tapi saya sudah sangat merasakan manfaatnya dari kedua aplikasi tersebut. Jujur saya sebenarnya tidak tertarik dengan aplikasi-aplikasi anak gaul begitu, saya jadi kaum BBM aja dulu mah, hehe..
Beberapa teman saya merekomendasikan kedua aplikasi tersebut, jadilah iman saya yang tak seberapa kuat ini tergoda untuk menginstalnya.

Sejarah awal kenapa saya menginstal Line:
Once upon a time,there was lived seorang perempuan bernama Nurina yang amat sangat gaptek dan gak suka keribetan. Dia hanya punya aplikasi BBM di dalam handphonenya, dan sementara teman-teman kuliahnya yang amat sangat gaul sedunia dan akhirat itu sudah memakai aplikasi-aplikasi canggih yang lainnya, dan mereka membuat grup kelas pada aplikasi Line. OMG!!! Alhasil adalah saya yang gaptek ini semakin ketinggalan informasi tentang kegiatan kampus. Dan seperti yang sudah saya ceritakan di atas tadi, bahwa teman-teman saya menggoda saya untuk menginstal Line. Sebenarnya bisa aja sih, walaupun saya gak punya line, toh teman-teman dekat saya bergabung kedalam grup Line kelas dan saya selalu meminta informasi yang up to date itu ke mereka, tapi lama-lama saya gak enak hati juga yaaa nanya-nanya terus. Jadi yaaa sudahlah demi kedamaian dan keadilan, akhirnya saya menginstal Line. yeeaayy!!!
Hari pertama pakai line, aslinya yaaaa hahahaha (ketawa dulu) saya gak tau harus gimana makenya? mau ngechat siapa? Kontaknya cuma ada grup kelas doang, hahaha. Keesokan harinya saya pamer ke temen-temen "eh gue download line nih" dan jawaban mereka "kemana aja buuuu". Langsung lah saya mengambil kesempatan untuk bertanya-tanya "gimana cara nambahin temen? gimana cara pasang tema? gimana caranya update status" dan pertanyaan lainnya khas anak gaptek.
Bulan demi bulan saya lalui bersama BBM dan Line, grup yang centang centung meramaikan handphone saya, menghabiskan kuota, dan menghabiskan batrei itu. Tapi yaaa memang saya merasakan manfaatnya juga, disamping keberisikannya. Berikut saya paparkan manfaatnya:
1. Up to Date
Saya jadi lebih update tentang info kelas
2. Otomatis
Dengan Line, saya bisa menghubungi teman-teman lama saya yang saya hanya punya nomer handphonenya tapi gak pernah smsan, dan gak punya juga kontak BBMnya. Karena line bisa menginvite otomatis ketika kita memiliki nomer line kawan kita, yang kebetulan ia juga memakai aplikasi line. Jadi ga ribet-ribet nanya pin dan foto barcode yaaaa hehe
3. Gaul
Saya jadi bisa so gaul, pas ditanya "eh bagi id line lu dong?" langsung lah dengan lantang saya berkata "id line gue? Nurinafajriramadhani" monggo readers di invite :)
Line juga ada fitur video call dan call nya juga, yang tentunya jarang saya gunakan karena alasan signal dan kelemotan.

Tapi yang namanya kehidupan itu terbagi atas dua sisi, hitam dan putih,atas dan bawah, positif dan negatif.
Pemaparan aplikasi Line di atas yang begitu positif ternyata ada juga sisi negatifnya yang saya agak risih. Kebetulan saya bergabung di beberapa official account anak-anak gaul. Dan beberapa akun itu sering membagikan postingan yang otomatis langsung masuk ke chatt kita. Bisa di mute sih, tapi tetep aja keliatan di layar, dan tetep ada notifnya kan? So ngespam lah ya -____- satu-satunya cara ya saya unfollow akun-akun tersebut supaya gak keganggu tapi kan lumayan postingannya agak keren gitu.
Dan kenegatifan lainnya adalah, entah hp saya yang lemot entah memang Linenya yang bermasalah. Ketika ada chatt masuk, seringkali tidak ada notifnya. Tau-taunya pas iseng buka Line gitu, ada informasi penting yang harus di baca dan di balas, dan saya telat taunya karena gak ada notif yang muncul. Dan itu sering terjadi. Huft banget kan -____- Oh iya, Line juga kadang ngeselin, kalau lagi gak ada signal gitu pesannya langsung gagal. Kan ribet harus ngirim ulang. -_______-
Tapi yaa biar bagaimanapun juga saya lumayan merasakan kebaikan yang dihasilkan Line untuk kehidupan saya hehe jadi yaaa terimakasih Line :)

Sejarah kedua..
Sejarah kenapa saya pakai whatsapp adalah, karena saya harus menghubungi beberapa teman saya yang tidak pakai BBM dan juga tidak pakai Line. Mereka hanya mengandalkan whatsapp dan sms untuk saling berchit-chat ria. Karena teman saya kebetulan kuliah di luar kota, so saya agak ribet kalau ingin sekadar say hai ke dia. Masa smsan? Dan bahasannya kadang gak penting juga, kan boros pulsa haha dan dengan bujukan guru saya yang juga hanya memakai whatsapp "instal whatsapp dong, biar kita bisa curhat-curhatan lagi" jadilah saya nurut, karena guru yang nyuruh sih. Kan guru selalu benar, #kriik #kriik
Dan gak nyesel deh saya instal whatsapp, selain ringkas, penggunaannya juga gak ribet, gak harus pakai ganti-ganti tema, gak ada official account, gak ada broadcast, dan lebih private karena harus pakai nomer handphone saja kalau mau invite. Ketika signal kita buruk, pengiriman pesan via whatsapp tidak gagal, paling hanya pending. Tinggal tunggu signal normal, pesannya langsung kekirim deh. Gak perlu kirim ulang lagi kan? So simple! Tapi ya tetep aja, kalau ngirim gambar atau video atau voice note dalam jumlah kb yang besar, kalau signalnya kurang ya tetap harus kirim ulang. Tapi saya tidak terlalu terganggu dengan itu. Toh jarang-jarang kirim-kiriman gambar, video dan voice note, secara saya adalah text holic haha.
Selain itu whatsapp juga bisa teleponan, dan video call. Dan lebih jelas teleponan di whatsapp daripada pakai BBM atau Line.
So saya amat sangat merekomendasikan untuk kamu yang lagi gegana mau pilih aplikasi apa untuk berchit-chat ria, saya akan teriakan dengan keras WHATSAPP lah jawabannya.
Note: mohon maaf kalau bahasanya gak bobot, karena bukan anak teks book hehe

Rabu, 02 Maret 2016

Teori Lasswell

WHO SAYS WHAT IN WHICH CHANNEL TO WHOM WITH WHAT EFFECT. adalah kalimat yang harus kudu wajib banget di hapal oleh semua anak komunikasi. why ? karena kalimat tersebut adalah dasar dari semua teori komunikasi. kebangetan deh kalau anak komunikasi ga tau kalimat itu. yap! kalimat itu adalah teori dari dari Lasswell, teori tersebut dianggap teori paling awal (1948). Apasih arti dari "who says what in which channel to whom with what effect" ? artinya adalah "siapa mengatakan apa dengan media apa kepada siapa dengan menimbulkan efek". Kata-kata yang saya bold adalah kata kunci dari teori ini, teori ini adalah teori yang sangat sederhana namun dapat mewakili proses komunikasi secara keseluruhan. Namun sayangnya dalam teori  ini tidak dijelaskan timbal baliknya, kan tidak mungkin dalam berkomunikasi tidak ada timbal balik. iyakan? iyadong? Maka dari itu teori ini lebih tepat digunakan untuk komunikasi massa, yang mana komunikasi massa di lakukan hanya dengan satu arah dan pastinya menggunakan saluran atau media.